Minggu, 22 Juli 2012

CERITA KKN DI SUNGAI JAMBU (part 1)



Perspektif SONIA RESTIA RIZHA
Sebelum waktu keberangkatan ke lokasi KKN, terlebih dahulu anggota tim ditentukan oleh BP KKN Univesitas Andalas. Semua mahasiswa Unand sibuk melihat daftar nama anggota kelompok KKN sekaligus lokasi KKN mereka, tak terkecuali “resti”. Setelah mengetahui nama teman-teman kelompok KKN, rasa penasaran mulai muncul dan tanda Tanya bergelayutan di otak, seperti apakah teman-teman ku nanti Tuhan? Bagaimanakah mereka akan menjadi temanku, sementara kami belum pernah kenal sebelumnya, bagaimana ini Tuhan? Akankah aku mampu beradaptasi dan melewati masa kurang lebih 40 hari itu Tuhan? Belum terjawab pertanyaan pertama, pertanyaan demi pertanyaan terus meluncur di benakku, bagaimana kondisi daerah KKN ku Tuhan? Sungai Jambu itu seperti apa? Dimana? Bagaimana keadaan warga dan geografis wilayahnya Tuhan? Akankah kami semua diterima dan dilayani dengan baik oleh warganya Tuhan? Akankah kami mampu beradaptasi dengan baik disana Tuhan? Akankah semua program yang telah dirancang dapat berjalan sesuai dengan rencana Tuhan?
Pertanyaan demi pertanyaan terjawab, untuk melihat dan mengenal secara bertahap teman-teman KKN, BP KKN telah sangat membantu dengan mengadakan coaching sebelum keberangkatan, ternyata pertemuan pertama dengan teman-teman KKN sangat mempengaruhi penilaianku terhadap mereka. Namun, setelah banyak bicara dan bergaul persepsi pertama terhadap mereka lambat laun berganti, karena pada awalnya pasti semua anggota melalui masa pencitraan (hanya memperlihatkan sikap yang baik, atau jaga image) dan setelah masa pencitraan selesai, terungkaplah semua kebaikan, kegilaan, keluguan, bahkan hal lain yang tak perlu disebutkan. Untuk sementara otak ku berhenti bertanya bagaimana teman-teman ku, dan pertanyaan lain pun terjawab, kami berangkat ke lokasi KKN untuk survey lapangan, agar kami mengetahui bagaimana Sungai Jambu dan warganya.
Jumat, 11 mei 2012. Tim KKN dibawah DPL ibu Meri Neherta berangkat menuju lokasi KKN, kami terdiri dari dua tim, yang pertama Kelompok Pariangan, dan yang kedua kelompok Sungai jambu. sepertinya hanya harus menceritakan tentang sungai Jambu saja. ;). Perjalanan survey diawali dengan kunjungan ke Kantor Camat Pariangan, di Simabur, dari Bapak Camat Pariangan kami memperoleh gambaran tentang sungai jambu seperti ini “Sungai Jambu itu dingin, tempatnya bagus, daerah paling aman dari gangguan termasuk gangguan signal Hp, karena Sungai Jambu adalah satu-satunya nagari yang tidak ada tower di Keacamatan Pariagan, bahkan kalian bisa ke bulan tanpa harus sewa apolo”, dari kalimat itu langsung tergambar di otak bahwa Sungai Jambu berada di ketinggian, dingin, tanpa signal dan sepi. Aduuhhhhh Tuhannn, bagaimana ini? Boleh gak, gak usah aja KKN nya? Bayangan demi bayangan Sungai Jambu kemudian terbayar saat kami melanjutkan survey ke daerah ini, hamparan sawah dan Gunung Merapi menyambut kedatangan kami, sejauh ini belum ada rumah penduduk yang terlihat, dan hati semakin bertanya, Tuhan, Sungai Jambu itu yang mana? Dimana tempatnya? Kenapa sejauh ini perjalanan belum ketemu juga? Hati semakin tidak karuan, kemudian kami melihat tulisan “pnpm Sungai Jambu”, tulisan ini menunjukkan bahwa kami telah berada di wilayah Sungai Jambu, disambut dengan rumah kosong di awal penyambutan Sungai Jambu, kemudian pemakaman, dan puskesmas pembantu, belum terlihat kehidupan lain, dan setelah tikungan kemudian rumah penduduk menampakkan wajahnya.
Gambar 1 : Penyambutan pertama di Sungai Jambu
Hati lumayan tenang melihat pemukiman warga, Terimakasih Tuhan ;). Kemudian satu bangunan yang paling mencolok di Nagari ini ikut menyambut rombongan, Masjid Jamik, berdiri dengan gagah seolah menyapa kami “Selamat Datang Mahasiswa KKN Unand”, melihat rumah Allah yang begitu megah berdiri diantara bangunan lainnya hati merasakan nikmat tak terhingga, dan lidah berucap “Tuhan, rumah-Mu nyaman sekali”
Gambar 2 : Masjid jamik yang menyejukkan.
Perjalanan tak berhenti sampai disitu saja, kemudian kami disambut dan diterima di Kantor Wali Nagari Sungai Jambu, dan aneh sekali kenapa ada kantor warna PINK? Kami diterima oleh Bapak Harmen Dt. Majo Nan Pingai, bapak Sekretaris Nagari sekaligus Wali Nagari Sungai Jambu karena belum ada Wali Nagari entah apa alasannya, juga tidak tau, kemudian perwakilan pemuda Da Hen, dan bapak Camat Pariangan, Bapak Aslamuddin.
Gambar 3 : Penyambutan pertama pejabat nagari Sungai Jambu.
Dan perjalan akhirnya dilanjutkan untuk melihat dan terjun langsung ke jorong-jorong. Karena keterbatasan waktu, rombongan kami hanya mengunjungi jorong Bulan sariak Jambak Ulu, Jorong Batur dan Jorong Sungai Jambu, sedangkan Jorong Labuatan baru kami kunjungi setelah berada di lokasi KKN (masa penemaptan 4 juni-17 Juli 2012). Jorong pertama yang ditempuh tentu saja Jorong Sungai Jambu, dan kemudian kami melanjutkan perjalan ke Bulan, benar saja, Gunung Merapi terlihat sangat dekat dan air pun begitu dingin membekukan, dan pemandangan indah pun membuat kami bergumam “Tuhan Ternyata Sungai Jambu itu indah” ;), kemudian perjalanan dilanjutkan ke Jorong Batur, disini kami juga disambut baik oleh Bapak Jorong Batur, dan tentu saja perjalanan kami di “Guide” oleh Bapak Sekretaris Nagari. Waktu juga akhirnya mengingatkan kami bahwa kami harus kembali ke Padang, sebelumnya, tim Sungai Jambu menyempatkan diri untuk berfoto bersama di bawah hamparan pelangi, langit yang agak gelap, dan sawah yang hijau kekuningan, dan belakangan kami kenal ini adalah lokasi sawah Kelompok Tani Tanah Pandu.
Gambar 4 : Berfoto dengan bingkai pelangi. Fotografer : Alhamidi Ikhwan. ;P
Untuk sementara gambaran singkat mengenai Sungai Jambu yang dipengaruhi perspektif awal mengobati penasaran dan mengurangi jumlah tanda Tanya yang bermain di otak. Dan pikiran akan damai sebelum proposal rencana kegiatan mendekati waktu deadline dan keberangkatan.
Hati dan perasaan semakin galau ketika waktu bergerak dan mengantarkan kami di 4 Juni 2012, waktu dimana kami harus pergi menuju lokasi KKN, jauh dari orangtua sebenarnya bukan masalah lagi bagi yang kos di Padang, masalahnya adalah kita akan bergaul dengan orang-orang yang sebelumnya tidak pernah dekat, dan kita harus mampu beradaptasi dengan lingkungan baru agar kita bisa diterima sepenuhnya oleh masyarakat sungai Jambu, “itu bukan tuntuan teman, itu kewajiban dan kebutuhan kita sebagai pendatang baru yang akan menetap di daerah ini”. Kami pun berangkat ke Sungai Jambu dengan bus pariwisata dan sopir yang tidak jelas marah karena apa, menyalahkan ini itu, dan menuntut yang bukan haknya, dan itu benar-benar menyebalkan. Rute yang bolak-balik membuat sopirnya marah dan meledak-ledak, kalau diizikan, mungkin nendang sopirnya dari bus dan cari sopir baru. Perjalanan pertama adalah Kantor Bupati Tanah Datar, kemudian makan, balik ke Pariangan dan terakhir Di Sungai Jambu.
Di Sungai Jambu kami langsung terbagi dalam kelompok tidak terlihat, “anak atas” dan “anak bawah” karena semua langsung mendekat dan mengelompok seolah-olah kami tau, bahwa orang-orang ini yang akan mengerti kita apa adanya, *Preeettttt,, ntah ya ntah ndag, check it out!
Bersambung….





Tidak ada komentar:

Posting Komentar